Kamis, 02 Januari 2014

Tugas Bahasa Indonesia 2 (Jenis - jenis Paragraf)

JENIS PARAGRAF
A. Paragraf Narasi adalah menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang di ceritakan itu.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.

Jenis Karangan Narasi
a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

Contoh Paragraf Narasi
     Kemampuan apresiasi musik pada seorang anak dapat dibentuk melalui tiga cara. Pertama, secara alamiah seseorang dibiasakan mendengarkan karya musik. Kebiasaan itu dimulai sejak anak masih berupa janin dalam rahim ibunya. Persentuhan emosi sang ibu dengan berbagai irama yang didengarkan akan ikut dirasakan oleh janin. Besar kemungkinan akan terjadi respons motorik janin yang dirasakan oleh sang ibu. Kedua, sejak anak dilahirkan ia dibiasakan dengan berbagai irama musik yang mengiringnya pada saat menjelang tidur atau bermain. Alat pendengar anak menjadi peka menangkap berbagai irama dari instrumen musik yang didengarnya. Lambat-laun, seiring dengan pertumbuhan fisik dan kognisinya, musik akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Ketiga, apresiasi musik dikembangkan melalui pendidikan formal. Untuk itu, pendidikan musik diarahkan kepada pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan sikap kritis serta kreatif terhadap karya musik.

B. Paragraf Deskripsi adalah menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
- Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
- Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
- Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi:
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Contoh Paragraf Deskripsi:
          Pada jumat kemaren terjadi pembunuhan seorang anak perempuan yang berumur 14 th. Setelah di selidiki oleh polisi ternyata anak tersebut korban dari pemerkosaan. Anak tersebut memiliki ciri-ciri perawakan langsimg ,tinggi,rambut lurus,dan memakai baju berwarna putih.

C. Paragraf Eksposisi adalah memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya dengan di kemukakan data-data,fakta untuk memperjelas pemaparannya.

Paragraf eksposisi bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi (pengertian).
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.

Contoh Paragraf Eksposisi:
      Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

D. Paragraf Argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
      Argumentasi bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca menyakini kebenarannya itu.perlu pembuktian dan data.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
- Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.

Contoh Paragraf Argumentasi:
           Sungai yang sudah tercemar oleh limbah pabrik berbahaya bagi kesehatan,air tersebut tidak dapat lagi di pakai untuk mandi karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti gatal,diare dan penyakit kulit apalagi air tersebut untuk diminum oleh karena itu pemerintah kota jakarta menganjurkan agar pabrik berusaha mengamankan limbahnya sehingga tidak mencemari dan merugikan penduduk.

E.  Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.

Persuasi bertujuan untuk membujuk orang secara halus atau membuktikan suatu pendapat.

Contoh Paragraf Persuasif:
            Marilah kita biasakan hidup sehat di mulai dari hal yang paling kecil.,salah satunya membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.oleh karena itu gunakanlah sabun untuk menghilangkan kuman. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun harus selalu di galakkan sebelum dan sesudah makan, sesudah memegang benda yang kotor dan setelah membuang air besar dan buang air kecil. Dengan cara ini kita sudah melakukan salah satu langkah untuk mengurangi penularan penyakit

Sehingga mendapat kesimpulan perbedaan  paragraf- paragraf sebagai berikut
Eksposisi
Deskripsi
Persuasi
Narasi
Argumentasi
Eksposisi adalah paparan/penjelasan
Deskripsi adalah
 gambaran
Persuasi adalah bujukan
Narasi adalah cerita
Argumentasi adalah pendapat yang disertai fakta
Berisikan suatu informasi
Berisikan gambaran suatu benda
Berisikan bujukan
Berisikan kejadian atau peristiwa
Berisikan suatu pendapat

Sumber :


Tugas Bahasa Indonesia 2 (CERPEN)

Si Jelek

        Padahal dia item, boncel, norak, fraing, culun, sok nge-trend, keriting, idup lagi! Makanya temen-temen deketnya Jenifer menyebutnya, 'Si Jelek'!.
       “Jen, apa sih yang menarik dari si Bisrun, sampe-sampe lo jatuh hati sama dia!”protes Gea, pada satu kesempatan.
        “Tau nih anak! Nggak selektif banget sih jadi cewek!” Sisi menambahkan.
     “Jangan-jangan mata lo uadah rabun kali ya??!” Sela Kikan sohib Jenifer lainnya, yang paling benci banget Si Jelek yang dianggapnya sok pe-de itu.
       Dicela begitu, Jenifer cuma tersenyum. Gokil nih cewek, doi malah tersenyum! Kalo bukan karena sohib baik, mungkin sohib-sohibnya udah ninggalin dia. Memutuskan tali persahabatan. Untung aja diantara mereka udah sepakat menjalin persahabatan sampai kapanpun. Kalo cuma masalah cowok, kayaknya mereka nggak bisa terpisahkan.
       Satu ketika, saat Jenifer belum dateng, Gea, Sisi, dan Kikan duduk-duduk di koridor sekolah. Si Jelek , dengan pedenya datang mendekat.
       “Hai, hai...! Gudmorning Epribadi! Pa kabarnya, nih? Jenifer udah dateng belom?”
Gea dan Sisi pura-pura nggak tau. Lebih-lebih Kikan, yang malah sibuk menatap wajahnya di cermin kecil. Merasa dicuekin , Si Jelek garuk-garuk kepala.
     “Hai! Hai! Kok, pada diem aja neh? Lagi pada bete, ya? Sori deh, klao gue ganggu. Gue kan cuma nanyain bokin gue? Kalo gak ada ya..., nggak pa-pa...! Oke deh, gue cabut dulu ya. Ntar kalo Jeni dateng, bilang dicariin gue, cowoknya yang paling guanteng sedunia! Heheh..., cabut dulu, ya...!”
      Setelah itu Si Jelek meninggalkan Sisi Cs. Gea dan Kikan nggak tahan buat ketawa keras-keras demi melihat tingkah si Jelek tadi.
     “Hueeek!!! Rasanya gue pingin muntah aja liatnya!” teriak Kikan , sambil memasukan cermin kecil ke dalam dompet riasnya.
      “Hihihi, dia bilang cowok paling ganteng sedunia? Dia salah, ganteng sekebon binatang kaleee...!!”
      “Aih, masih juga cakepan Onta daripada dia? Hahaha...”
      Ketika Sisi, Gea, dan Kikan ketawa-ketawa mencela Si Jelek, tau-tau Jenifer tiba di koridor. Ketiganya langsung diam. Mereka memberi perhatian pada Jenifer, dan bersikap seolah nggak terjadi apa-apa.
Kali ini Jenifer membiarkan rambutnya yang hitam sebahu tergerai, seperti rambut yang baru aja dibonding. Kulitnya yang putih nampak begitu bercahaya, bagai buah labu yang masak di pohon. Raut wajahnya begitu jernih, sebening air alami darimata air pegunungan Bogor. Sorot matanya yang tajam, bibirnya yang sensual dengan lip gloss tipis , dan bulu matanya yang memang lentik tanpa maskara, serta hidungnya yang mancung bak cewek-cewek dari benua Eropa, membuat ketiga sahabatnya begitu terpesona melihatnya.
       “Ada apa, sih? Kok, pada bengong gini?” Jenifer memecahkan lamunan ketiga sohibnya.
       “Eh, Jen...! Maklum deh, kita kan bete nungguin lo dari tadi...”
      “Lho, kan hari ini lagi nggak belajar. Katanya mau ada class meeting di lapangan olahraga, kan? Kalo gak salah hari inibasket kelas kita tanding? Gue pikir kalian udah nunggu di lapangan olahraga?”
       “Iya. Tapi kan kita-kita pingin bareng elo.”
       “Gue pikir kalian sama cowok masing-masing.”
       Sisi, Gea, dan Kikan saling tatap.
      “Kok, lo bisa ngomong kayak gitu? Emangnya, elo udah nggak mau jalan bareng sama kita-kita lagi?”           Kikan tiba-tiba memperlihatkan wajah juteknya.
      “Iya Jen, kok lo gitu seh? Biasanya juga kita jalan berempat, kan?” tambah Sisi.
     “Lho, gue kan dengernya dari Rido. Cowok lo, Gea. Dia bilang, elo-elo pada mau nonton sama cowok lo masing-masing...”
     “Iya sih, tapi kan udah gue batalin...” ujar Gea.
     Sisi dan Kikan menatap aneh Gea.
     “Gea... kok kita-kita nggak tau? Kikan mengerutkan dahi.
     “Iya Gea... lo gimana seh?” Sisi nampak sebel.
    “Sori , tadinya ini emang rencana gue sama bokin gue. Tapi setelah gue pikir-pikir, kayaknya kita mending nonton masing-masing aja. Maksud gue, biar aja cowok kita nonton sendiri-sendiri. Dan kita kayak biasa, berempat...” Gea memberi penjelasan.
    “Wah , nggak bisa gitu dong! Gue jadi nggak enak nih sama cowok gue. Tadi dia udah ke sini belom?”         Jenifer nggak kalah kesalnya dari Sisi.
   Tiba-tiba Si Jelek Bisrun tiba di koridor. Semua memberi perhatian kepadanya, kecuali Jenifer, karena dalam posisi membelakanginya.
    “Nggak usah ditanyain, tuh si Je... aeh, Si Bisrun dateng...!”
    Jenifer membalikan tubuhnya yang semampai. Jenifer lalu berteriak histeris melihat Bisrun, seperti seorang kekasih yang rindu karena udah bertahun-tahun nggak ketemu.
   Bisrun nampak nggak bersemangat. Rambutnya yang dibuat sendiri kayak antena tv di acak-acaknya. Bisrun menekuk bibirnya yang berwarna kehitaman itu, juga memperlihatkan wajah kumal yang dipenuhi jerawat.
    “Haloow..., kamu tadi udah ke sini, ya, Say?”
    Bisrun nggak jawab pertanyaan Jenifer. Bisrun sepertinya ngambek. Bisrun lalu duduk di sebelah Sisi. Sisi bangun, mengajak Gea dan Kikan angkat kaki.
    “Jen, gue ama anak-anak jalan duluan, ya. Ntar elo nyusul aja!”
    “Oke, deh! Ntar gue nyusul!”
   Sisi, Gea, dan Kikan meninggalkan Jenifer dan Bisrun. Dari kejauhan, Sisi Cs memandangi Jenifer yang tengah merayu-rayu Bisrun.
    “Gila tuh Si Jelek! Pake dukun mana, ya?”
   “Hush! Sembarangan aja lo kalo ngomong! Tapi...? Apa iya ya, si Bisrun main pelet ya? Jangan-jangan dia nyolong celana dalemnya Jeni, kali?”
  “Masa sih ?! Udah ah, serem banget sih lo pada mikirnya. Setahu gue, biar jelek-jelek si Bisrun kan anaknya care banget! Buktinya, tadi dia tepat waktu gitu. Coba cowok-cowok kita, kok nggak keliatan?”Padahal kan udah dikasih tau Gea...”
    “Wah, wah... Sisi, kayaknya lo mulai kepincut ama si Jelek, ya...?!!
    “Ih, amit-amit! Jijay...! Yuk ah, ntar dikiranya kita mata-matain Jenifer , lagi?”
    Gea, Sisi, dan Kikan berjalan menuju lapangan olahraga, tempat diselenggarakannya class meeting.

                                                             *******************

 Pada hari-hari berikutnya, hubungan antara Jenifer dan Bisrun semakin mesra aja. Keduanya memperlihatkan kedekatan mereka di depan sohib-sohibnya. Gea yang udah ganti cowok, ngerasa Jenifer cewek yang bodoh.
   “Gue udah gonta-ganti cowok, dia masih ajaj deket sama si Jelek. Aneh banget, ya? Kayak nggak ada cowok lain aja!” ucap Gea, pada Sisi dan Kikan.
    “Kayaknya yang aneh justru elo deh Gea. Elo suka banget gonta-ganti cowok!” ujar Sisi.
    “Mencari yang lebih baik apa salahnya? Iya, kan?”
    “Iya sih... tapi, coba deh lo liat si Jelek sama Jenifer...”
   Kikan, Sisi, dan Gea melihat ke arah Bisrun dan Jenifer. Keduanya tengah menikmati es krim. Jenifer menyuapi Bisrun. Bisrun gantian menyuapi Jenifer. Tiba-tiba es krim berleleran di wajah Bisrun. Dengan penuh kasih sayang, Jenifer melapnya dengan sapu tangan. Kikan, Gea, dan Sisi menelan ludah melihat pemandangan tersebut.
    “Duh, segitunya?!!”
    “Mesra banget, ya?”
    “Ih, sirik aja lo berdua!”
    “Yuk ah, kita ke kelas!”
                                                                  *******************

    Menjelang perpisahan kelas tiga, sekolah mengadakan acara pentas seni. Jenifer dan Bisrun janjian nonton bareng. Sedangkan ketiga sohib Jenifer besar kemungkinan nggak bisa dateng. Soalnya, mereka tengah berduka. Cowok-cowok mereka yang keren dan tampan itu udah memutuskan hubungan sejak tiga hari lalu. Padahal, Gea, Kikan, dan Sisi udah siap-siap memberi dukungan dari belakang panggung. Maklum, ketiga cowok mereka anak-anak band yang bakalan manggung di acara pentas seni.
    “Jadi kalian nggak dateng di acara pentas seni itu?” tanya Jenifer, pada ketiga sahabatnya, waktu bubaran sekolah.
    “Kalo gue sih, males!” ujar Gea.
    “Gue juga!” ucap Sisi.
    “Apalagi gue! Gue enek sama Johan , palaybor cap kerupuk udang itu!” Kikan malah emosi.
   Akhirnya keadaan menjadi hening. Jenifer jadi bingung. Jenifer udah janjian sama Bisrun mau liat pentas seni anak-anak kelas tiga. Pasti penampilan mereka keren-keren.
    “Kalo elo mau dateng, dateng aja Jen!” Kikan akhirnya, melihat kebingungan Jenifer.
    “Iya, Jen. Kita-kita nggak papa, kok!”
   “Masalahnya bukan itu. Gue kan udah janjian sama si Bisrun, mau liat acara perpisahan itu. Sebenernya sih, kalo kalian gak dateng, gue juga males banget! Bentar dulu ya, gue telpon si Bisrun dulu...”
Jenifer mengeluarkan Hp, lalu menghubungi nomor Bisrun.
   “Halo! Halo, Say...! Iya, Say! Tapi kayaknya nggak jadi nonton. Soalnya anak-anak pada nggak mau dateng. Gimana, dong?”
    Ketiga sohib Jenifer memperhatikan Jenifer menelpon.
   “Nggak papa, nih? Ya udah deh, kalo gitu kita nggak usah dateng aja, ya. Oke, oke..., sampe ketemu malam minggu besok. Ya, ya.., daag..!”
    Jenifer menyudahi obrolannya di Hp dengan Bisrun.
    “Gimana Jen?”
    “Yup! Gue juga nggak nonton, deh! Si Bisrun juga mau ngerti, kok!”
    “Maksud lo?”
   “Ya, gue kan udah janjian dari jauh-jauh hari sama dia. Tapi lo tenang aja. Bisrun tuh cowok yang baik banget, penegrtian, dan nggak macem-macem. Kalian pasti tau dong, Bisrun itu kan ancur banget! Hihi, tapi asal lo tau aja. Di balik semua itu, Bisrun anaknya asyik, setia, pengertian, dan perhatian banget sama gue! Selama ini, sejak gue jadian setahun lalu sama dia, gua nggak pernah ngerasa sakit hati kayak dulu lagi. Susah kan, punya cowok kayak dia...?!”
    Gea, Kikan, dan Sisi cuma mengangguk-angguk mendengarkan ucapan Jenifer.
    “Oke, deh! Kalo gitu kita cabut, yuk!”
    “Oke, yuuuk...!”
   Jenifer Cs. berjalan menuju areal parkir. Jenifer berjalan di depan semua sohibnya. Dari semua anak, Jenifer yang nampak paling riang. Tiba-tiba terdengar Hp Jenifer. Jenifer mengangkatnya, “Bentar ya, gue ngangkat telpon dulu...”
    Jenifer berjalan ke salah satu sudut. Lalu, “Halo! Ya, Say? Kenapa? Oke deh, ntar kamu ke rumah aja. Gimana, Say? Ya, ya...”
   Saat Jenifer sibuk menelpon ketiga sohibnya memerhatikan cara Jenifer menjawab Hp. Jenifer terlihat begitu senengnya.
    “Ssst...!! Itu pasti Si Jelek yang nelpon,” bisik Kikan.
   “Ih, gue nggak mau nyebut dia si Jelek lagi. Gue mau kasih julukan baru deh...,apa, ya? Si Setia, Si Perhatian, apa Si Mr. Baik Hati?!” Potong Sisi.
   “Iya, Si. Tuh cowok pantes banget dapet predikat itu. Daripada mantan cowok-cowok kita yang pada nyebelin itu.”
    “Kalo mantan-mantan kita sih, pantesnya kita sebut si Brengsek! Kalo nggak, Si Bajingan...”
   “Hihihi...! Akhirnya kita-kita ngerti juga, ya. Tuhan menciptakan makhluknya dengan segala kelebihan dan kekurangan..., satu hal yang kita nggak pernah nyadar, kalo Tuhan tuh Maha Adil! Maha Adil!” Sisi akhirnya ceramah.
    “Betul, Bu Ustazaaah....!!!” ujar Kikan dan Gea, bersamaan.
   Lalu ketiganya ketawa. Mereka baru berhenti ketawa saat Jenifer tiba-tiba sudah bertolak pinggang di belakang mereka.


                                                                          ***SELESAI***