Peran
Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia
A. Perdagangan
Antar Negara
Beberapa
alasan mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan
ekonominya adalah :
ö Pertama,
tidak semua kebuthan masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang
dihasilkan di dalam negeri, sehingga untuk memnuhi kebutuhan
tersebut, harus dilakukan impor dari Negara yang memproduksinya.
ö Karena
terbatasnya konsumen, tidak semua hasil produksi dapat dipasarkan di
dalam negeri, sehingga perlu dicari pasar luar di luar negeri
ö Sebagai
sarana untuk melakukan proses alih teknologi. Dengan membeli produk
asing suatu Negara dapat mempelajari bagaimana produk tersebut dibuat
dan dipasarkan, sehingga dalam jangka panjang dapat melakukan
produksi untuk barang yang sama.
ö Secara
ekonomis dan matematis perdagangan antar Negara dapat mendatangkan
tambahan keuntungan dan efisiensi dari dilakukannya tindakan
spesialisasi produksi dari Negara-negara yang memilki keuntungan mutlak
dan/ atau keuntungan berbanding.
B. Hambatan-hambatan
perdagangan antar Negara
Meskipun
setiap negara menyadari bahwa perdagangan negaranya dengan Negara
lain harus terlaksana dengan baik, lancar, dan saling menguntungkan.
Namun seringkali Negara-negara tersebut ,membuat suatu kebijaksanaan
dalam sektor perdagangan luar negeri yang justru menimbulkan hambatan
dalam proses transaksi perdagangan luar negeri.
Namun
demikian, dengan mulai dicetuskannya era perdagangan bebas, maka
hambatan-hambatan yang selama ini cukup mengelisahkan akan dicoba
untuk dikurangi dan juga mungkin dihapuskan. Adapun bentuk-bentuk
hambatan yang selama ini terjadi di antaranya :
a. Hamabatan
Tarif
Tarif
adalah suatu nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi
luar negeri tertentu yang akan memasuki suatu Negara (komoditi
import). Tariff sendiri ditentukan dengan jumlah yang berbeda untuk
masing-masing komoditi impor. Secara garis besar bentuk penetapan
tari ada dua jenis, yakni :
ö Tarif
Ad-volarem
Yakni
tarif yang besar kecilnya ditetakan berdasarkan prosentase tertentu
dari nilai komoditi yang diimpor. Misalnya jika tarif untuk komoditi
impor komponen mobil adalah 50%, maka jika ada komponen mobil masuk
seharga $1000 maka tarifnya adalah sebesar $ 500. Akibatnya harga
komponen mobil tersebut sekarang menjadi $ 1500.
ö Tarif
spesifik
Yaitu
tarif yang besar kecilnya didasarkan pada nilai yang tetap untuk
setiap jumlah komoditi import tertentu. Sebagai contoh, setiap
komoditi import seberat 1 ton akan dikenakan tariff senile $ 500.
Jika kita bandingkan dengan jenis tariff yang pertama maka terdapat
perbedaan yang menyolok, yakni besarnya tariff akan sam meskipin
nilai komoditi yang diimpor tidak sama, karena 1 ton komoditi impor
tersebut bisa saja nilainya diimpor tidak sama, karena 1 tono
komoditi impor tersebut bisa saja nilainya $ 5000, yang jika
digunakan tariff ad-volarem akan dikenai tariff sebesar $ 2500 (lebih
besar dari tariff spesifiknya yang hanya $ 500). Ida dalam
perekonomian Indonesia sendiri tarif masih menjadi salah satu sumber
pendapatan Negara dan sebagai alat proteksi industry dalam negeri
yang cukup ampuh, meskipun mulai dicoba untuk dikurangi serah dengan
persiapan era perdagangan bebas yang segera akan berlaku di tahun
2000-an.
Adapun
pengaruh dari adanya pengenaan tarif terhadap komoditi import adala
sebagai berikut :
- Tidak
adanya tarif menjdaikan komditi impor yang masuk ke Indonesia menjadi
bertambah banyak sehingga harganya turun (menjadi lebih murah),
akibatnya masyarakat lebih menyukai produk tersebut. hal ini
berakibat pada komditi dalam negeri dimana, sumbangan komoditi
menjadi turun.
- Kebijaksanaan
tarif menjadikan keadaan pada kesimpulan pertama menjadi lebih baik,
hal ini dibuktikan dengan naiknya produksi nasional yang dipergunakan
menjadi lebih besar.
b. Hambatan
Quota
Quota
termasuk jenis hambatan perdagangan luar negeri yang lazim dan sering
diterapkan oleh suatu Negara untuk emmabatasi masukkan komoditi impor
ke negaranya. Quota sendiri dapat diartikan sebagai tindakan
pemerintah suatu Negara denvgan menentukan batas maksimal suatu
komoditi impor yang boleh masuk ke Negara tersebut. seperti halnya
tariff, tindakan quota ini tentu tidak akan menyenangkan bagi Negara
pengekspornya. Indonesia sendiri pernah menhadapi kuota import yang
diterapkan oleh system perkonomian Amerika.
c. Hambatan
Dumping
Meskipun
karekteristiknya tidak seperti Tarif dan Quota, namun dumping sering
menjadi suatu masalah bagi suatu Negara dalam proses perdagangan luar
negerinya, seperti yang dialami baru-baru ini, dimana industry sepeda
Indonesia dituduh melakukan politik dumping. Dumping sendiri
diartikan sebagai suatu tindakan dalam menetapkan harga yang lebih
murah di luar negeri dibanding harga di dalam negeri untuk produk
yang sama.
d. Hambatan
embargo/sanksi ekonomi
Sejarah
mebuktikan bahwa suatu negra yang karena tindakannya dianggap
melanggar hak asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu
Negara, akan menerima/dikenakan sanksi ekonomi oleh Negara yang lain
(PBB). Contoh yang masih hangat di teling adalah kasus intervensi
Irak, kasusu libia dan masih banyak lagi. Akibat dari hambatan yang
terakhir ini biasanya lebih buruk dan meluas bagi masyarakat yang
terkena sanksi ekonomi dari pada akibat yang ditimbulkan oleh
hambatan-hambatan perdagangan lainnya.
C. Neraca
Pembayaran Luar Negeri Indonesia
Neraca
pemabayarn luar negeri Indonesia juga merupakan suatu bentuk
pelaporan yang sisitematis mengani segala transaksi ekonomi yang
diakibatkan oleh adanya kebijaksanaan dan kegiatan ekonomi di sektor
luar negeri. Dengan demikian dalam neraca ini juga terdapat pos yang
merupakan arus dana masuk (umumnya ditandai dengan +) dan pos yang
merupakan arus dana keluar (ditandai dengan -)
Namun
demikian secara singkat pos-pos dalam neraca pembayaran luar negeri
Indonesia tersebut dapat dikelompokkan pos-pos dalam neraca luar
negeri Indonesia tersebut dapat dikelompokan ke dalam berikut ini :
ö Neraca
Perdagangan, yang merupakan kelompok transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor barang, baik migas maupun
non-migas.
ö Neraca
Jasa, merupakan kelompok transaski-transaksi yang berkaitan dengan
kegiatan ekspor impor di bidang jasa.
ö Neraca
berjalan, merupakan hasil penggabungan antara neraca perdagangan dan
neraca jasa. Jika lebih banyak pos arus kas masuknya (ekspor) maka
nilai neraca berjalan ini akan surplus, begitu pula sebaliknya.
ö Neraca
lalu-lintas modal, merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan dengan
lalu-lintas modal pemerintah bersih (selisih anatar pinjaman dan
pelunasan hutang pokok) dan lalu-lintas modal swasta bersih, berikut
lalu-lintas modal bersih lainnya yang merupakan selisih penerimaan
penanaman modal asing dengan pembayaran BUMN.
ö Seslisi
yang belum diperhitungkan
ö Neraca
lalu lintas moneter, yang merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan
dengan perubahan cadangan devisa
D. Peran
Kurs Valuta Asing Dalam Perkonomian Luar Negeri Indonesia
Kurs
valuta asing seing diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu
negara (Rupiah misalnya) yang harus dikorbankan/dikeluarkan untuk
mendapatkan satu unit mata uang asing (Dollar misalnya). Sehingga
dengan kata lain, jika kita gunakan contoh Rupiah dan Dollar, maka
kurs valuta asing adalah nilai tukar yang menggambrakan banyaknya
Rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapat satu unit Dollar dalam
kurun waktu tertentu. Masalah kurs valuta asing mulai muncul ketika
transaksi ekonomi sudah melibatkan dua negara (mata uang) atau lebih,
tentunya sebagai alat untuk menjembatani perbedaan mata uang di
masing-masing negara.
Depresiasi
adalah turunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing (Dollar).
Apresiasi
adalah kebalikan dari depresiasinya rupiah. Dengan demikian jika
Rupiah mengalami depresiasi (mengalami penurunan nilai) maka mata
uang Dollar akan Apresiasi.
Spot
Rate, adalah nilai tukar yang masa berlakunya hanya dalam waktu 2 x
24 jam saja. Sehingga jika sudah melewati batas waktu di atas maka
nilai tukar tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Sulit
untuk mendapatkan informasi kapan pertama kali dan dengan nilai
berapa dollar dihargai dengan mata uang rupiah. Lepas dari semua itu,
perubahan kurs suatu mata uang terhadap mata uang lainnya secara
prinsip hanya disebabkan karena adanya perubahan kekuatan permintaan
dan penwaran terhadapa mata uang asing yang akan dipertukarkan, yang
sebenarnya identik dengan kekuataan permintaan dan penawaran akan
komoditi yang diperdagangkan.
Perubahan
permintaan dan penawaran pada proses selanjutnya dapat mengakibatkan
mata uang di dalam negeri (rupiah) mengalami penurunan nilai /
Apresiasi, dan dapat juga mengalami kenaikan nilai / Depresiasi,
kedua hal tersebut tergantung dari sebab-sebab perubahan
permintaan-penawaran valuta asing tersebut. Adapun sebab-sebab
perubahan tersebut diantaranya :
a. Perubahan
selera masyarakat terhadap komditi luar negeri
Semakin
banyak masyarakat Indonesia menyukai dan membutuhkan barang luar
negeri, maka kebutuhan akan mata uang asing ($) akan semakin
banyak pula untuk mendapatkan barang luar tersebut. karena permintaan
semakin banyak, secara grafik, kurva permintaan akan dollar akan
bergeser ke kanan dari keseimbangannya. Akabitnya nilai rupiah
mengalami penurunan, atau semakin banyak rupiah yang harus
dikorbankan untuk mendapatkan 1 unit $.
b. Perubahan
iklim investasi dan tingkat bunga
Perubahan
iklim investasi yang semakin aman dan menarik (PP No. 22 1995
misalnya) dapat menyebabkan arus modal asing makin banyak yang masuk,
yang berarti penawaran modal asing berupa dollar meningkat.peristiwa
ini akan mengakibatkan kurva penawaran dari dollar akan bergeser ke
kanan (naik).
c. Perubahan
tingkat inflasi
Inflasi
yang tinggi dapat menyebabkan komditi eksport kita kurang dapat
bersaing di pasaran dunia, karena dengan adanya inflasi yang tinggi
harga ekspor akan terasa lebih mahal. Akibatnya jarang yang mau
membeli produk eksport. Hal ini identik dengan menurunnya penawaran
dollar untuk membeli eksport tersebut.
d. Iklim
investasi
Prospek
dan iklim investasi yang menarik (aman dan tingkat penghasilan yang
tinggi) di Indonesia akan turut memppengaruhi banyak tidaknya
penawaran dollar ke Indonesia. Semakin menarik maka nilai rupiah akan
semakin tinggi (apresiasi).
Masih
banyak faktor lain yang dapat menyebabkan rupiah depresiasi atau
sebaliknya. Namun yang jelas kurs (nilai tukar) yang saat ini berlaku
adalah sudah mencerminkan keseimbangan pasar, artinya kurs itulah
yang menggambarkan kenyataan perekonomian suatu negara saat ini.
Sumber: