Persamaan
ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi.
Kekayaan
yang dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut
asset, harta,
atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap kekayaan tersebut
disebut equities atau
passiva.
Aktiva = Equities
Di
sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan haknya
pemilik. Hak dari kreditor disebut hutang (liabilities)
dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s
equity). Dengan demikian
pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam
persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului
capital (modal). Hal
ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor
memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada
pemilik perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi
(dibubarkan). Dengan demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan
dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
Capital
= Aktiva - Liabilities
Untuk
modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jika pemilik menambah modal dari hutang, maka persamaannya menjadi:
Aktiva = Liabilities + Capital
Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua
transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan,
dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan
mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar
akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah,
mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal.
Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari
transaksi keuangan yang terjadi.
Laporan Keuangan (Financial Statement)
Anda
tentunya masih mengingat dan sudah memahami bahwa tujuan dari
penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan.
Informasi keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi
fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai)
sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi
keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian
menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha
mereka.
Mengingat
bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu
perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya
harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas
primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi
relevan dan handal (reliabel).
a) Relevan
berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun
oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan
keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat
perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai
prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi
memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para
pemakainya untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan
berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan
para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam
membaca peluang bisnis di masa depan.
(2) Informasi
memiliki nilai umpan balik (feedback)
jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk
memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan
informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali
prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk
menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat
waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat
dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak
kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal
(reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena
cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam
penyajiannya. Informasi
yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa,
penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat
diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut
jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang
menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2) Penyajian
yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi
transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain
dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur
jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi
yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam
penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral
artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi
tertentu. Tujuan
penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi
akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh
karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang
dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian
tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai akibat dari
penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas
sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam
penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan
kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi
pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan
konsistensi.
a) Keterbandingan
berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan
lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu
informasi dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan
dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang
berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk
mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan
berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat
diperbandingkan.
b) Konsistensi
berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan
lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang
berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan
perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada
waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan
bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu
dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan
harus mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal
yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan metode baru
yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode
tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi
finansialnya.
Bentuk
formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan
keuangan (financial
statement).
Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal
ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan
ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi
itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal.
Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat
memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara
umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat
dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)
dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
Laporan
keuangan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Dengan lima komponen laporan itu,
diharapkan dapat memberi gambaran yang relatif komprehensif tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima komponen tersebut,
laporan keuangan yang dibahas dalam bagian II modul ini hanya tiga
jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
neraca. Dua jenis laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan akan dibahas pada modul yang lain.
Laporan laba rugi (income statement)
Untuk
mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari
laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus
dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk
laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba
rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan.
Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue)
dan biaya (expenses)
serta laba atau rugi (profit/losses)
suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita
dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk
memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya.
b) Laporan
Perubahan Ekuitas (owner’s
equity statement)
Bentuk
lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah
laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya,
laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal pemilik
selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi
yang dilakukan oleh pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik
ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui
perubahan modal dan faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
c) Neraca (balance sheet)
Neraca
merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai
potret dari posisi keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan yang
disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu,
yaitu tanggal penyusunan neraca. Di
luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa
berubah.
Secara
umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian.
Bagian pertama adalah kepala (heading)
atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian
atas dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik
neraca), kata ‘neraca’, dan tanggal neraca. Amatilah
judul laporan laba rugi dan laporan perubahan modal Salon
Sekarkedaton dan Penjahit Rapi di atas. Unsur
isi judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak pada
tanggal penyusunan. Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan
laporan tanggalnya mewakili satu periode (untuk periode yang berakhir
tanggal …..). Judul (neraca atau laporan lainnya) harus ditulis
dengan benar, karena judul itu merupakan identitas dari organisasi
(perusahaan) pemilik laporan yang bersangkutan. Bagian kedua adalah
batang tubuh neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang
tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro atau stafel. Neraca
yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk
horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi
kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam
bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak
ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan
aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi
keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan
modal suatu perusahaan.
1) Aktiva (Assets)
Sumber
daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau
harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca
tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian
pasiva) jika berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva
investasi jangka panjang, dan aktiva tidak tetap.
(a) Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva
lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang
dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu
aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut
memenuhi persyaratan berikut:
(1)
diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2)
dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca; atau
(3)
berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh
dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang
dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya.
Penyusunannya di dalam neraca diatur menurut urut-urutan tingkat
likuiditasnya. Artinya,
aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul
dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.
(b) Investasi jangka panjang (long term investment)
Perusahaan
yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka akan
menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian
surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk lainnya. Jika
perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang,
maka aktiva ini disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari
investasi ini adalah memanfaatkan dana perusahaan yang tidak/belum
dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan, baik berupa
capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian
keuntungan) atau bunga. Kepemilikan surat-surat berharga ini
direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau kepemilikan surat
berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan) maka
investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.
© Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva
tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari
satu periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak
berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki wujud
fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap
berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan
sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva yang
tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh
aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek
dagang, dan sebagainya.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban
atau hutang (liabilities)
adalah pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai
akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang
jangka panjang. Pengklasifikasian
jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu
pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun
atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih
panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang
jangka pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut
dikelompokkan ke dalam hutang jangka panjang. Contoh
hutang lancar adalah: hutang usaha (account
payable),
hutang wesel (notes
payable),
hutang pajak (Taxes
payable),
hutang biaya, dan sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah:
hipotik dan hutang obligasi.
c) Modal Pemilik (owner’s equity)
Modal
pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki
perusahaan atau organisasi bisnis. Pada
perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan oleh satu akun
modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal
pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada
perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun
modal saham (capital
stocks),
saldo laba (retained
earning),
agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah
kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum
ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal
dan bentuk laporan atau bentuk vertikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar